Reflective Writing (1) : Sebagai Metode Learning By Experience dalam Latihan Pramuka
REFLECTIVE WRITING :
SEBAGAI METODE LATIHAN PRAMUKA
BERDASAR PENGALAMAN (LEARNING BY EXPERIENCE)
“Kami tidak belajar dari pengalaman namun kami belajar dari merenungkan pengalaman”'
John Dewey
PENGANTAR
- Learning by Experience merupakan salah satu metode latiha kepramukaan disamping metode learning by doing dan learning by process. Ketiga metode latihan ini merupakan sebuah keniscayaan agar latihan pramuka menjadi menarik, menyenangkan dan mencerahkan. Experiential Learning merupakan proses latihan kepramukaan yang mengaktifkan peserta didik untuk memahami pengetahuan, menguasai ketrampilan serta menghayati nilai-nilai dan juga sikap hidup melalui pengalamannya secara langsung.
- Metode Experiential Learning tidak terbatas hanya untuk memberikan wawasan pengetahuan atau konsep-konsep saja, namun, juga dapat digunakan untuk memberikan pengalaman yang nyata melalui penugasan melakukan latihan ketrampilan-ketrampilan baru. Metode latihan ini juga mampu memberi proses umpan balik serta evaluasi antara hasil penerapan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dikuasasi dengan apa yang seharusnya dilakukan. Experiential Learning dapat pula dimanfaatkan untuk mendukung berbagai agenda latihan pramuka yang menarik dan menyenangkan sekaligus untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, terutama dalam keterampilan berbicara dan menulis. David Kolbs, mengembangkan model pembelajaran yang dinamakan “experiential learning” dengan tiga tahap kegiata yaitu dengan melakukan (do), refleksikan (refelct) dan kemudian terapkan (apply)
REFLECTIVE WRITING
Reflective Writing merupakan tulisan yang isinya mencerminkan renungan-renungan pribadi atau personal yg diungkapkan secara hampir spontan sesuai dengan apa yg dirasakan di benak atau hati pada saat tertentu. Sifat dan isi tulisan ini hampir sama dengan catatan harian. Namun demikian jika catatann harian lebih merupakan tulisan yang berisi lintasan-lintasan pikiran yang terpisah-pisah dan melompat-lombat dari satu tema ke tema lainnya maka reflective writing berupa catatan-catatan yang yang lebih ekstensif, terencana, sebagai tulisan yang utuh dan sistematis serta didukung data dan pengalaman nyata.
- Refleksi merupakan proses mental yang kontemplatif atau pertimbangan panjang dan dalam hasil dari sebuah perenungan. Refleksi juga disebut dengan pikiran atau opini yang datang saat seorang manusia yang kemudian membawa ke alam interpretasi dari apa yang sedang terjadi ketika belajar atau memperoleh sebuah pengalaman baru. Penulisan reflektif melahirkan wawasan-wawasan baru berdasar pengalaman yang telah dilalui, melahirkan hal-hal baru untuk ditindaklauti serta melahirkan kemauan untuk memperbaiki dan mengembangkan apa-apa yang telah dicapai atau dilaluinya.
- Reflektive writing mampu membawa seorang individu keluar dari batasan-batasan yang secara sadar atau tidak telah membelenggunya dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapinya. Seringkali pemikiran seseorang telah dibentuk oleh nilai keluarga dan budaya, situasi yang memalukan atau tidak nyaman, agama, guru masa lalu, surat kabar, acara TV dan sebagainya. Pengaruh hal-hal tersebut tidaklah salah namun jika tidak bijak dan pandai memanfaatkannya justru akan membelenggu dan membatasi lahirnya kreativitas-kreativitas baru dalam mengatasi berbagai persoalan kehidupan.
- Melakukan refleksi merupakan merupakan proses penting, karena memungkinkan seseorag memaknai dan belajar dari pengalamannya sendiri. Ketrampilan ini penting dilatih agar dikuasai para peserta didik bahkan peserta pelatihan anggota dewasa dalam Gerakan Pramuka, karena dapat menunjukkan kemampuan seseorang bahwa ia bisa berpikir secara kritis tentang keterampilan dan praktik yang sudah didapatkan untuk bisa maju (improve) dan belajar lebih baik lagi. Tidak ada cara mutlak atau salah dengan pemikiran reflektif. Tapi pertanyaan kunci dalam pemikiran reflektif adalah bagaimana? dan mengapa?
Reflective Writing sebagai metode latihan pramuka memilikibanyak kegunaan, diantaranya :
- Mendorong peserta didik atau peserta pelatihan untuk aktif dengan mengajukan pertanyaan dan pemikiran kritis tentang ide dan pendapat yang dimilikinya.
- Membantu memeriksa ulang apa yang telah dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya.
- Membantu membuat koneksi atu hubungan, misalnya antara apa yang sudah diketahui dengan apa yang sedang dipelajari, hubungan antara teori dan praktik atau antara isi latihan/kursus dengan pengalaman pribadi.
- Membantu menunjukkan pemahaman peserta didik dengan mengidentifikasi pertanyaan apa yang telah peserta didik meiliki dan apa yang belum dipelajari.
- Membantu belajar dari kesalahan dengan mengidentifikasi bagaimana cara melakukannya secara berbeda di lain waktu dan juga untuk mengidentifikasi dan menerima apa yang tidak dapat diubah pada saat itu.
- Mendorong seseorang menjadi individu-individu yang terampil melakaukan reflektif diri untuk membantu karir masa depan.
Metode latihan pramuka yang salah satunya menggunakan metode “learning by experience”, memiliki beragam kegiatan dan latihan yang dapat menggunakan reflective writing sebagai salah satu alat ukur evaluasi sekaligus materi kegiatan. Reflektif Writing sebagai kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan dapat diterapkan dalam berbagai acara latihan Pramuka seperti :
- Akhir kegiatan besar seperti perkemahan, pengembaraan, bakti sosial, upacara ulang janji, ulang tahun gudep, dsb
- Akhir kegiatan pendidikan,kurusus atau latihan seperti dianpinsat, LPK, KPDK, KIM bahkan juga Kursus untuk Pembina dan Pelatih
- Menjelang atau sesudah pelantikan pencapaian TKU atau TKK
- Pada saat upacara perpindahan jenjang dari Penggalang ke Penegak, Penegak ke Pandega, dst.
- Kegiatan akhir penerimaan anggota baru gugusdepan
- Akhir penutupan latihan pramuka
- Kegiatan khusus pada saat renungan malam
- Kegiatan akhir masa tugas sebagai anggota Dewan Kerja, Dewan Amballan, Dewan Racana atau Kelokpok Kerja dan Sangga Kerja,
- Dan beragam peristiwa latihan lainnya yang memberikan pengalaman ketahanan jasmani, rohani, hubungan sosial, dan lain-lainnya.
Reflectitf Writing pada dasarnya ditulis berdasar pengalaman nyata yang dialami oleh seorang peserta didik ketika mengikuti sebuah acara latihan atau kegiatan. Terdapat beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan semacam data atau materi untuk bahan penulisannya. Sejumlah pertanyaan di bawah ini akan membantu seorang peserta didik melalukan reflectif writing atau menuliskan hasil renungan terhadap pengalaman yang diperoleh selama latihan atau kegiatan.
- Apa yang terjadi selama acara atau pengalaman apa yang didapat ketika mengikuti acara itu?
- Mengapa hal atau peristiwa yang dialamai atau dilihat itu terjadi?
- Apa peran saya dalam acara tersebut? Dan mengapa saya bisa menyesuakan diri dengan peran tersebut?
- Apa perasaan saya terhadap pengalaman yang didapat ketika mengikuti latihan atau kegiatan tersebut ? Dan kenapa saya merasa seperti itu?
- Apa pikiran saya terhadap pengalaman yang didapat ketika mengikuti latihan atau kegiatan itu? Dan mengapa saya berpikir seperti itu?
- Bagaimana saya menafsirkan dan memaknai hal-hal yang saya alami atau saya amati selama latihan atau kegiatan itu berlangsung ?
- Apa arti pengalaman yang saya peroleh dalam kaitan atau hubungan dengan tujuan latihan atau kegiatan yang dilaksanakan ?
- Apa perspektif (cara pandang), teori atau konsep atau ajaran-ajaran (agama, budaya, norma sosial, seni, dll) yang bisa digunakan untuk membantu menafsirkan situas pengalaman yang saya peroleh ?
- Bagaimana saya bisa belajar dan apa yang saya dapatkan dari pengalaman ini untuk pengembangan diri saya ke depan ?
Seringkali peserta didik mengalami kesulitan untuk mengungkapkan gagasan atas dasar perenungan terhadap pengalaman yang telah diperoleh setelah mengikuti latihan atau kegiatan. Untuk membantu hal itu, terdapat beberapa frasa (kata atau ungkapan) yang secara sendiri-sendiri atau digabung-gabungkan untuk merumuskan gagasan perenungan, seperti :
- Pengalaman yang dirasakan dan dipikirkan terhadap suatu situasi latihan/kegiatan
- Reaksi pribadi terhadap ide, opini atau perilaku orang lain selama mengikuti latihan/kegiatan
- Evaluasi atau melalukan penilian terhadap sebuah argument/teori/konsep/ajaran dibandingkan dengan situasi yang terjadi selama latihan/kegiatan.
- Membandingkan ide pribadi dengan ide orang lain dimana kelebihannya, kekurangannya, keunikannya, keunggulannya, perbedaannya, dsb.
- Mengomentari nilai yang terkandung dalam sebuah ide baik ide diri sendiri maupun ide orang lain
- Mengidentifikasi atau merumuskan isu-isu atau materi atau kejadian-kejadian kunci atau penting selama latihan atau kegiatan berlangsung
- Seberapa baik saya mengerti sesuatu yang terjadi selama latihan atau kegiatan berlangsung.
- Pengalaman ini membuat saya percaya / berpikir / bertanya bahwa ...
- Saya pikir / merasa / percaya / berharap / saya yakin bahwa ...
- Saya ingat bahwa ...
- Bagi saya apa yang saya alami ini sulit / mudah / menakutkan / seru, dll, karena ….
- Saya menemukan ini mengkhawatirkan / lucu / nyaman/menengaknan dll, karena ...
- Bagi saya, pernyataan ini sangat sulit untuk disepakati mengingat apa yang sudah saya pahami tentang hal ini adalah ...
- Saya setuju / tidak setuju dengan (Smith (2013), atau pandangan ahli lain) ketika dia berpendapat bahwa ...
- Berdasarkan keyakinan dan pengalaman pribadi saya maka apa yang saya lihat dan dapatkan ini merupakan sebuah hal yang ….
- Dalam pikiran saya, timbul pertanyaan –pertanyaan / pertanyaan utamanya adalah ...
- Tidak terpikir oleh saya bahwa ...
- Dll.
Ditulis oleh :
Anis Ilahi Wh – Ketua DKD Kwarda DIY 1987 – 1991
Lihat entry/topic terkait :
- Reflective Writing (2) : Jenis-jenis Model Penulisan Reflective Writing
- Reflective Writing (3) : Contoh-contoh Naskah Reflective Writing
- Bain, JD, Ballantyne, R, Mills, C & Lester, NC 2002, Reflecting on practice: student teachers' perspectives, Post Pressed, Flaxton Qld.
- Williams K, Woolliams, M, & Spiro, J 2012, Reflective writing, Palgrave Macmillan, New York.
- University of N.S.W. - Reflective writing
- http://grammar.yourdictionary.com/for-students-and-parents/what-is-reflective-writing.html
- Hand out Maka Kuliah Transmedia Story Telling, Departemen Komunikasi FISIP UI tahun 2018
Komentar
Posting Komentar